Mampukah Android Mengalahkan iPhone?

Data NPD menggambarkan survei konsumen yang dilakukan secara online, menyebutkan bahwa dii Amerika Serikat penjualan ponsel berbasis Android disebutkan sudah mulai melampaui penjualan iPhone. Pertumbuhan pesat terjadi antara akhir 2009 dan awal 2010.

Android dan Apple iPhone OS adalah platform smartphone yang tumbuh paling cepat selamaa tahun 2009, dengan penjualan iPhone saat itu yang menyalip OS Windows Mobile.
Popularitas sistem operasi Android dari hari ke hari makin melesat saja. Kini hampir semua vendor besar menggunakan OS besutan Google ini. Bukan tidak mungkin bila Android suatu saat bisa mengalahkan iOS. Potensi ini dapat dilihat dari fakta bahwa Android lebih terbuka dari IOS. Contohnya , ada lebih banyak aplikasi yang dapat diinstal pada sistem operasi ini dibandingkan dengan iOS.

Pertama kali dalam sejarah, sistem operasi Android produksi Google Inc mampu meraih predikat sistem operasi terbesar ketiga di dunia. Sebab, pada kuartal kedua 2010 volume penjualan smartphone bersistem operasi Android sudah melampaui iPhone produksi Apple Inc.
Versi terbaru Android 2.2 nampaknya dapat mengalahkan iOS dalam waktu dekat karena iOS hanya dioperasikan untuk iPhone saja sementara sistem operasi Android menyebar ke banyak smartphone. Semuanya bertambah parah ketika iPhone hanya tersedia di AT & T di Amerika. Sedangkan di negara lain Apple juga cendeerung melakukan kerja-sama eklusif dengan operator tertentu saja. Di Amerika, layanan yang diberikan AT & T termasuk mengecewakan. AT&T tidak menyediakan jaringan yang cukup baik dan juga ada keterbatasan data untuk iPhone. Android bekerja sama dengan beberapa penyedia layanan besar di AS dan dunia. Jadi, pengguna Android tidak akan terjebak dengan satu operator saja.

Akan tetapi masih perlu banyak perbaikan meskipun Android berpotensi menang atas IOS. Lebih bagus jika Android memperbaiki antarmuka mereka. Antarmuka Android saat ini masih tampak rumit dan berantakan. Sebenarnya app marketplace Android juga sangat berguna, tetapi pengaturan dan cara pembelian aplikasi dari tempat ini masih perlu diperbaiki.

Sebuah aplikasi media player juga diharapkan akan disertakan dalam smartphone apapun. Dan Android harus mempertimbangkan hal ini karena iPhone sudah dilengkapi dengan fitur ini juga. Android menawarkan lebih banyak pilihan pembelian dibanding iPhone.

Read Users' Comments (0)

Komponen Pendukung Wireless

Komunikasi data menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini. Kebutuhan akan adanya internet nirkabel, menuntut orang untuk meng-update periperal komputernya. Berikut adalah beberapa contoh alat-alat yang digunakan utk koneksi nirkabel (wireless). Berikut ini akan dijelaskan komponen-komponen dari pemasangan wireless.
1.Hardware Access Point + plus
Ini adalah perangkat standard yang digunakan untuk access point. Access Point dapat berupa perangkat access point saja atau dengan dual fungsi sebagai internal router. Bahkan pada model terbaru sudah ditambahkan teknologi Super G dengan kemampuan double transmisi, smart DHCP bagi client network dan hardware standard monitor serta Firewall dan sebagainya. Alat Access point dapat dipasangkan pada sebuah hub, cable modem atau alat lainnya untuk menghubungkan computer dengan WIFI kedalam sebuah network lain.
2.USB Wireless Adaptor
Termasuk perangkat baru dan praktis pada teknologi WIFI. Alat ini mengambil power 5V dari USB port. Untuk kemudahan USB WIFI adapter dengan fleksibel ditempatkan bagi notebook dan PC. Tetapi pada perangkat USB WIFI Adapter memiliki batasan. Sebaiknya mengunakan USB port 2.0 karena kemampuan sistem WIFI mampu mencapai data rate 54Mbps. Bila ingin memerlukan kepraktisan, penambahan perangkat Wireless USB adaptor adalah pilihan yang tepat, karena bentuknya yang praktis dan dapat dilepas. Tetapi perlu diingatkan bahwa dengan supply power kecil dari USB port alat juga memilki jangkauan lebih rendah, selain bentuk antenna yang ditanam didalam cover plastik akan menghambat daya pancar dan penerimaan pada jenis perangak ini.
3.PCMCIA Adapter
Alat ini dapat ditambahkan pada notebook dengan pada PCMCIA slot. Model PCMCIA juga tersedia dengan tipe G atau double transmit..
4.Mini PCI bus adapter
Perangkat miniPCI bus untuk WIFI notebook berbentuk card yang ditanamkan didalam case notebook. Berbeda dengan card yang digunakan pada computer dengan PCI interface. PCImini bus adalah slot PCI yang disediakan pada notebook dan pemakai dapat menambahkan perangkat seperti WIFI adaptor didalam sebuah notebook.
5.USB Add-on PCI slot
Perangkat ini umumnya diberikan bersama paket mainboard untuk melengkapi perangkat WIFI pada sebuah computer. Sama kemampuannya dengan PCI card wireless network tetapi mengunakan jack USB internal pada mainboard termasuk pemakaian power diambil dari cable tersebut.
6.PCI card wireless network
PCIcard Wireless network dapat juga berupa sebuah card WIFI yang ditancapkan pada slot computer atau dengan mengambil power dari USB tetapi dipasangkan pada PCI slot. Perangkat Wireless network dapat juga diaktifkan menjadi Access point. Perangkat jenis PCI card dipasangkan permanen pada sebuah desktop PC.

Read Users' Comments (0)

Pengertian Wireless

Dari arti kata wireless dapat dikatakan bahwa wireless adalah tanpa kabel, dalam hal ini adalah melakukan hubungan telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel. Saat ini teknologi wireless berkembang dengan pesat, secara kasat mata dapat dilihat dengan semakin banyaknya pemakaian telepon sellular, selain itu berkembang pula teknologi wireless yang digunakan untuk akses internet.

Wireless LAN adalah suatu Local Area Network yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media penyaluran data pengganti kabel. Wireless LAN ini biasanya menggunakan frekuensi 2,4 GHz yang disebut juga dengan ISM (Industrial, Scientific, Medical) Band, dimana oleh FCC (Federal Communication Commission) memang dialokasikan untuk “berbagai keperluan Industri, Sains, dan Media”, jadi siapa pun dapat menggunakan frekuensi ini dengan bebas (asal tidak menggunakan pemancar berdaya tinggi).

Wireless LAN menggunakan gelombang elektromagetik (radio dan infra merah) untuk melakukan komunikasi data menyalurkan data dari satu point ke point yang lain tanpa melalui fasilitas fisik. Koneksi ini menggunakan frekuensi tertentu untuk menyalurkan data tersebut, kebanyakan Wireless LAN menggunakan frekuensi 2,4 GHz, selain itu digunakan pula frekuensi 5,8 GHz dan 24 GHz. Frekuensi inilah yang disebut dengan Industrial, Scientific and Medical Band atau sering disebut ISM Band.

Read Users' Comments (0)

Trend Telematika Ke Depan

Aplikasi seperti e-learning, tele-medicine, social networking, sampai konten selular seperti mobile magazine, mobile news dan lainnya, adalah aplikasi unggulan yang disinyalir akan mampu menumbuhkan pengguna. Aplikasi unggulan tersebut seyogyanya juga mampu meningkatkan kualitas pengguna, yang akhirnya berujung kepada tumbuhnya industri akibat pemberdayaan pengguna.

Upaya peningkatan pemanfaatan teknologi telematika secara optimal oleh konsumen hanya dapat tercapai jika tersedia ragam aplikasi dan konten yang mampu memenuhi berbagai jenis kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, dengan mendorong bertumbuhnya industri kreatif berbasis telematika, diharapkan akan berkembang sebuah industri yang akan menjadi motor utama penggerak industri telematika tersebut.

Untuk mencapai tahap tersebut, lebih dahulu harus terbentuk suatu ekosistem ideal untuk Industri Kreatif berbasis TIK.Untuk itu perlu di adakan usaha2x untuk menumbuhkan jiwa teknopreneur.

Read Users' Comments (0)

Contoh Penerapan Telematika

Telematika di Indonesia sedang mengalami perkembangan. Aplikasi telematika Indonesia terfokus pada pemberdayaan aparatur negara, pemerkayaan hidup masyarakat (telemedik, telekarya, pendidikan), penciptaan daya saing bisnis (perbankan,pos,pariwisata,manfaktur), pembangunan informasi dasar dan aplikasi telematika perlu dilihat dari tatanan kebijakan, regulasi, dan penyelenggaraan yang di manfaatkan masyarakat.

Perhatian pada perlindungan hak kekayaan intelektual semakin tinggi dan upaya untuk memantapkan regulasi semakin mendapat perhatian dari berbagai pihak. Di lapangan dapat dicatat perkembangan yang menggembirakan dengan semakin meluasnya homepage, berkembangnya aplikasi seperti E-commerce, E-Banking, E-Brokerage, dan lain-lain.

Berdasarkan perkembangannya, di Indonesia telematika memiliki tiga peran pokok, yaitu:
1.Mengoptimalkan proses pembangunan
2.Meningkatkan Pendapatan.
3.Pemersatu bangsa.

Salah satu pemanfaatan telematika adalah dalam bidang pendidikan, misalnya dengan pengadaan perpustakaan elektronik. Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.

Selain itu dapat juga digunakan dalam Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis ( digital ), dengan adanya sistem ini maka keterlambatan serta kekurangan bahan belajar bagi warga belajar yang tinggal di daerah terpencil dapat teratasi. Bagi para guru SD yang mengikuti penyetaraan D2, sarana untuk mengakses program ini tdk menjadi masalah karena mereka dapat menggunakan fasilitas yang dimiliki kantor pos yang menyediakan jasa internet.

Read Users' Comments (0)

Perkembangan Telematika di Indonesia

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan defenisi dari telematika. Istilah telematika merupakan adopsi dari bahasa asing. Kata telematika berasal dari kata dalam bahasa Prancis, yaitu telematique. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya yang berjudul L’informatisation de la Societe.

Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghindarkan media komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah Telematika kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara telekomunikasi, media dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi Telematika kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau “The Net”. Dalam perkembangannya istilah “media” dalam Telematika berkembang menjadi wacana “multimedia”. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah “multimedia” semula hanya merujuk pada kemampuan sistem computer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambigus jika istilah Telematika dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika

Aplikasi telematika Indonesia terfokus pada pemberdayaan aparatur negara, pemerkayaan hidup masyarakat (telemedik, telekarya, pendidikan), penciptaan daya saing bisnis (perbankan,pos,pariwisata,manfaktur), pembangunan informasi dasar dan aplikasi telematika perlu dilihat dari tatanan kebijakan, regulasi, dan penyelenggaraan yang di manfaatkan masyarakat

Data statistik menunjukkan bahwa aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.

Bangsa Indonesia berusaha untuk tidak tertinggal dengan bangsa lain menyangkut telematika. Dengan dirintis oleh beberapa orang yang berdedikasi pada dunia akademisi, pengenalan dunia telematika mulai dilakukan seiring berkembangnya situasi politik dan ekonomi. Perkembangan telematika di Indonesia mengalami peningkatan, sejalan dengan inovasi teknologi yang terjadi. Prospek ke masa depan, telematika di Indonesia memiliki potensi yang tinggi, baik itu untuk kemajuan bangsa, maupun pemberdayaan sumber daya manusianya.

Read Users' Comments (0)

Pengertian Telematika

Sekarang ini kita sering mendengar kata Telematika, namun banyak yang tidak mengetahui apa pengertian sebenarnya. Telematika itu sendiri adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Kata telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis TELEMATIQUE yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika.

Istilah Telematics juga dikenal sebagai {the new hybrid technology} yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi. Semula Media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi dan komunikasi pada saat itu.

Jadi pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu  contoh telematika.

Istilah Telematika sering digunakan untuk beberapa macam bidang, misalnya dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).

Read Users' Comments (0)

Teknik Penyusunan Proposal Penelitian

Dalam postingan kali ini akan dipaparkan mengenai teknik dalam penyusunan proposal penelitian. Bagian awal proposal memuat halaman judul dan halaman
pengesahan, bagian inti memuat (a) judul, (b) latar belakang masalah, (c)
perumusan masalah, (d) pembatasan masalah, (e) tujuan, (f) landasan
teori/kajian pustaka, (g) metode penelitian dan (h) jadwal kerja, sedangkan
pada bagian akhir proposal memuat daftar pustaka yang dijadikan acuan
pada penyusunan proposal tersebut. Pada daftar pustaka ini, buku-buku yang
dicantumkan adalah buku-buku yang memang benar-benar mendukung
penyusunan proposal dan dijadikan rujukan pada penyusunan tugas akhir
(selanjutnya disebut penelitian) nantinya. Jumlah buku yang dijadikan daftar
pustaka pada proposal minimal 5 judul buku.

KERANGKA ISI PROPOSAL
BAGIAN AWAL
A. Halaman Judul
B. Halaman Pengesahan
BAGIAN INTI
A. Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Pembatasan Masalah
E. Tujuan
F. Landasan Teori/Kajian Pustaka
G. Metode Penelitian
H. Jadwal Kerja
BAGIAN AKHIR
Daftar Pustaka

A. Judul
Judul harus dibuat singkat, jelas, mampu menunjukkan bidang
permasalahan yang akan dibahas serta tidak menimbulkan kemungkinan
penafsiran yang beraneka ragam. Dalam judul ini hendaknya memuat
variabel (variabel-variabel) yang diteliti. Judul yang baik berkisar antara 5
kata sampai dengan 15 kata.
Untuk judul yang terkait dengan nama instansi, maka nama instansi
harus disebutkan secara jelas (bukan variabel), atau jika instansi yang
dijadikan objek penelitian tidak mau disebutkan maka cukup ditulis jenis
instansi (lembaga) yang dimaksud, sedangkan nama instansi diuraikan pada
bagian pembatasan masalah.

B. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah hendaknya menjelaskan tentang sebab
dipilihnya suatu topik/judul penelitian. Latar belakang masalah dapat
berawal dari mengemukakan suatu fakta, masalah dalam kenyataan atau
fenomena dalam ilmu pengetahuan, temuan penelitian terdahulu, atau karya
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Latar belakang ini
dapat juga merupakan justifikasi mengenai pentingnya judul penelitian yang
dipilih tersebut atau mengapa penelitian dengan judul tersebut perlu
dilakukan.

C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya.

D. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian
yang dibuat. Ruang lingkup ini menentukan kompleksitas/kedalaman
penelitian. Pada pembatasan masalah ini diuraikan hal-hal apa saja yang
tercakup dalam penelitian ini dan hal-hal apa yang terkait dengan topik pada
penelitian tetapi tidak dilakukan dalam penelitian ini.

E. Tujuan
Tujuan adalah pernyataan mengenai apa yang akan dilakukan atau apa
yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut. Oleh karena itu, tujuan
dikemukakan secara deklaratif.
F. Landasan Teori/Kajian Pustaka
Bagian landasan teori ini menguraikan tentang teori-teori
yang terkait dengan variabel penelitian termasuk uraian (alasan) tentang
pemilihan salah satu teori yang diterapkan dalam menyelesaikan masalah.

G. Metode Penelitian
Pada bagian metode penelitian ini diuraikan tentang metode apa yang
diterapkan dalam penelitian ini dan alasan mengapa menggunakan metode
tersebut.

H. Jadwal Kerja
Merupakan tabel rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
menyelesaikan penelitian. Jadwal kerja ini dibuat dalam Gantt Chart yang
kolomnya dibagi dalam bulan (tiap bulan dirinci jadi 4 minggu). Jadwal
kerja ini menggambarkan rencana penyelesaian penelitian, sehingga harus
benar-benar diperhitungkan tentang penentuan waktu dan lama
penyelesaiannya.

Read Users' Comments (0)

Pengertian dan Jenis-jenis Kutipan

Kutipan adalah pengambilanalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam tulisan itu sendiri.

Kutiupan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah.
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak/belum menjadi pendapat umum.jadi,pendapat pribadi tidk perlu dimasukkan sebagai kutipan.
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya.Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepadaorang yang pendapatnya dikutip,dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.Cara penyebutan kutioan ada 2 cara,yaitu system catatan kaki dan sistem catatan langsung ( catatan perut ).Kita harus memilih salah satu dan harus konsisten.

Adapun jenis-jenis kutipan adalah:

1.Kutipan Langsung

Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.
Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].

2. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )

Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ).

Read Users' Comments (0)

Proposal

Proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan.

Jenis-Jenis Proposal

Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: proposal berbentuk formal, semiformal, dan nonformal. Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan; 2) isi proposal, terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya; 3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.

Isi Proposal
Jenis dari isi proposal ada dua, seperti yang diatas adalah isi proposal yang berbentuk kompleks, dan yang sederhana meliputi: nama kegiatan (judul), dasar pemikiran, tujuan diadakannya kegiatan, ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, penyelenggara (panitia), anggaran biaya, dan penutup.

Ciri-Ciri Proposal
1. Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan
2. Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan
3. Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara
4. Pastinya proposal itu berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di jilid yang nantinya diserahkan kepada si empunya acara
5. dan lain-lain yang sulit untuk dijelaskan (dicari).

Read Users' Comments (0)

Perumusan Hipotesis

Pada postingan sebelumnya telah dibahas mengenai pengertian hipotesis dan bagaimana hipotesis yang baik, pada postingan kali ini akan dibahas mengenai cara menggali hipotesis dan apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam membuat hipotesis.
Merumuskan hipotesis bukan pekerjaan mudah bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:
1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.

Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari:
1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan fenomena.
2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.
3. Materi bacaan dan literatur yang valid.
4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.
5. Data empiris yang tersedia.
6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar pada fenomena.

Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena hal-hal:
1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas.
2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.

Read Users' Comments (0)

Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang dinyatakan secara spesifik dan perlu diuji kebenarannya, sebagai prediksi atas langkah-langkah pemecahan masalah yang telah ditetapkan.

Dikatakan dugaan sementara karena fakta atau kenyataan di lapangan mungkin mendukung atau membenarkannya, atau sebaliknya tidak membenarkan. Spesifik artinya dugaan tersebut dirumuskan dalam bentuk kalimat yang bermakna tunggal.

Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
1.Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2.Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3.Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4.Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1.Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
2.Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
3.Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
4.Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
5.Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.
Contoh:
Pemberian tambahan susu sebanyak 3 gelas per hari pada bayi umur 3 bulan meningkatkan berat badan secara signifikan.

Read Users' Comments (0)

Cara Menetapkan Prioritas Masalah

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yakni :
1. Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah perlu tersedia data yang cukup.
2. Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, secara manual, elektrikal dan mekanik.
3. Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal.
4. Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah. Tidak semua masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter, dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah :
1. Delphin Technique
Yaitu penetapan prioritas masalah tersebut dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang sama keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.

2. Delbech Technique
Penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Lalu diminta untuk mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan adalah prioritas.

Read Users' Comments (0)

Hakikat Penelitian dan Cara Menemukan Masalah

Salah satu sifat dasar manusia adalah rasa ingin tahu. Sifat tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu obyek.

Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita. Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangka dalam metode ilmiah.

Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari langkah-langkah penelitian yaitu:
1. Merumuskan masalah
2. Mengajukan hipotesis
3. Verifikasi data
4. Menarik kesimpulan

Dalam penulisan kali ini akan dibahas mengenai cara merumuskan masalah. Menurut Abraham. L, masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif.

Memilih masalah untuk diteliti merupakan tahap yang penting dalam melakukan penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Menurut Abraham. L Bagaimana peneliti mencari masalah yang akan dikaji, beberapa panduan pokok di bawah ini akan mempermudah bagi kita menemukan masalah:
a. Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variable atau lebih
b. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.
c. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji.
d. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika.
Memilih topik atau menetapkan permasalahan penelitian merupakan langkah paling awal dari keseluruhan kegiatan penelitian, Sehingga sebenarnya permasalahan penelitian dapat dicari pada semua aspek kehidupan baik yang menimpa pelaksana kesehatan maupun obyek dari pelaksana bidang kesehatan.
Untuk dapat memberikan gambaran secara terstruktur tentang sumber masalah ini, dapat dijelaskan bahwa secara garis besar permasalahan penelitian dapat dicari dan dikaji melalui pengalaman pribadi, deduksi teori, penelitian sebelumnya, dengan analisis system dengan mempertimbangkan sebab akibat dari suatu masalah.

Read Users' Comments (0)

Tahap Penulisan Karya Ilmiah

Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai latihan menulis. Hasil pemikiran, baik konseptual maupun yang disertai bukti empirik, tidak banyak berguna jika tidak disebarluaskan. Meskipun beragam cara dapat digunakan untuk menyebarluaskan hasil pemikiran tersebut, media yang banyak digunakan untuk mengomunikasikannya adalah media cetak atau dengan kata lain melalui tulisan. Makin efektif tulisan yang dibuat, makin tinggi kemungkinan tulisan dipahami pembaca.

Untuk menghasilkan tulisan yang efektif tentu dibutuhkan keterampilan teknik menulis yang memadai. Membicarakan teknik menulis, artinya membicarakan cara mengemas ide dalam bentuk tulisan sedemikian rupa sehingga orang yang membaca tulisan tersebut dapat menangkap ide yang disampaikan dengan benar.

Persiapan Penulisan Karya Ilmiah

Tahap persiapan penulisan karya ilmiah terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini.

  1. Pemilihan topik/masalah untuk tulisan, yang dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan dengan jelas dan spesifik serta menentukan dan menelusuri topik tulisan agar lebih terfokus.
  2. Pengidentifikasian calon pembaca.
  3. Penentuan cakupan materi untuk tulisan.

Pengumpulan Informasi untuk Penulisan Karya Ilmiah

Pokok-pokok materi yang telah Anda pelajari adalah berikut ini.

  1. Proses pengumpulan data/informasi untuk keperluan penulisan karya ilmiah dapat dilakukan dengan cara penelusuran bahan atau sumber bacaan di perpustakaan dan melacak informasi dari orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu dengan jalan mewawancarainya.
  2. Dalam memanfaatkan perpustakaan, ada beberapa bagian yang perlu diketahui cara penggunaannya, yaitu encyclopedia, bibliografi, periodical, referensi, data statistik, dan terbitan-terbitan pemerintah.
  3. Penelusuran pustaka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu lewat online catalog, biasanya menggunakan terminal komputer sebagai sumber informasinya, dan card-catalog (kartu katalog), di mana semua informasi tentang pengarang/penulis buku/artikel, judul buku dan subjek/topik tulisan dicatat dalam kartu.
  4. Terdapat 3 (tiga) jenis kartu katalog yang, dapat digunakan pada saat penelusuran pustaka, yaitu kartu katalog yang berisi informasi tentang pengarang/penulis, judul buku/artikel dan subjek/topik yang ditulis.
  5. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelusuran data/informasi untuk tulisan dengan cara wawancara adalah berikut ini.
    1. Menentukan siapa yang akan diwawancarai.
    2. Mengembangkan pedoman wawancara.
    3. Melaksanakan wawancara.
    4. Mengolah data hasil wawancara.
  6. Pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan merupakan salah satu prasyarat terpenting yang menentukan keberhasilan suatu wawancara. Pedoman wawancara ini harus dikembangkan berdasarkan cakupan materi atau permasalahan yang akan dikembangkan dalam karya tulis ilmiah.

Read Users' Comments (0)

Metode Ilmiah

Metode ilmiah merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru/ pengembangan pengetahuan yang telah ada.

Metode adalah langkah-langkah yang diambil menurut urutan tertentu, untuk mencapai pengetahuan yang benar, yaitu sesuatu tatacara, teknik, atau jalan yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apapun, baik pengetahaun humanistik,dan historis, ataupun pengetahuan filsafat dan ilmiah, mengemukakan bahwa setiap ilmu mempunyai metode berlainan untuk menyelidiki, melukiskan, mengerti realitas.

Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari sebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Dalam ilmu linguistik, metode penelitian berkisar pada dua metode besar, yaitu metode padan dan agih. Sementara tekniknya ada bermacam-macam.

Tidak semua metode perlu dan relevan untuk digunakan dalam menganalisa data penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu berhati-hati dalam menentukan metode dan teknik analisanya. Data penelitian yang diperoleh harus benar-benar dicermati perilakunya.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi (observasi dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas

Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.

Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.

Read Users' Comments (0)

Hakikat Karya Ilmiah, Ciri-Ciri, Jenis Karya Ilmiah, Sikap Ilmiah dan Kesalahan dalam Penulisan Ilmiah

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.


1. Hakikat Karya Ilmiah
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium , artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.


2. Ciri – cirri Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.


c. , sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.


3. Jenis – jenis Karya Ilmiah
Adapun jenis – jenis karya ilmiah, yaitu :
a. Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.

b. Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.

c. Disertasi
Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.


4. Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
b. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
d.Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
e. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
g. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.


5. Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah
Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri.

Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut :
• salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
• salah dalam menyusun struktur pelaporan,
• salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat),
• salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
• penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar,
• tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri),
• tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).

Read Users' Comments (0)

Penalaran Deduktif dan Kesalahan dalam Penalaran

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. Penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa.

Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat, untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.

Catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar, tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.

Penalaran induktif bukan merupakan prediksi yang benar-benar akurat. Induktif bisa dihasilkan karena pengulangan-pengulangan secara terus menerus. Misalkan si ibu selalu sedih ketika anaknya selalu pulang ke rumah tengah malam sambil teriak-teriak minta dibukakan pintu karena dia mabuk. Dengan demikian si pemuda (secara instingtif atau behavioristis) memiliki pengetahuan kasus pembiasaan yang diulang-ulang.Si Ibu sampai pada kesimpulan bahwa jika anaknya datang tengah malam sambil marah-marah itu berarti dia sedang mabuk. Ini merupakan kesimpulan umumnya. Padahal bias saja si anak marah bukan karena dia mabuk. Disini terdapat satu bukti rasional bahwa penalaran induktif bisa jadi menghasilkan kesimpulan yang berbahaya dan salah kaprah. Pengetahuan kita yang bersumber dari penalaran atau pemikiran induktif bisa jadi salah.

Penalaran induksi seringkali dikaitkan dengan sebuah korelasi atau hubungan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dua buah kejadian yang berbeda. Hasil-hasil kesimpulan secara induksi juga dikaitkan dengan kausalitas sebuah kejadian. Karena sedemikian sering kejadian A diikuti oleh kejadian B, maka diambil kesimpulan bahwa kejadian A merupakan penyebab kejadian B.

Penalaran induktif memang membantu kita dalam memahami, memprediksi, dan mengontrol sesuatu. Namun tidak semua hal bisa dipercaya dengan melakukan penalaran induktif. Penalaran induktif sekarang ini masih sering digunakan sebagai salah satu pengetahuan yang “ilmiah” dalam persoalan-persoalan kehidupan. Baik itu kesehatan, biologi, psikologi dan sebagainya. Contoh nyata dari aplikasi penalaran induktif adalah penelitian-penelitian yang bersifat statistikal yang mendasarkan pada sampel-sampel.

Read Users' Comments (0)