Resensi Film Dokumenter: Human Mind


Dokumenter Human Mind menceritakan tentang bagaimana proses otak manusia dalam bekerja untuk melakukan proses belajar dan berbagai aktivitas hidup lainnya yang membutuhkan bantuan otak dalam menerjemahkan dan memahami melalui tindakan yang tepat. Dibutuhkan suatu proses dalam jangka panjang untuk merangkai beberapa bagian otak untuk dapat terhubung antara jaringan satu dan jaringan lainnya agar otak dapat bekerja sesuai dengan perintah pemiliknya.

Dalam aktivitas belajar seseorang, otak memiliki serangkaian proses untuk dapat membuat aktivitas proses belajar dapat dilakukan dengan baik. Otak akan melakukan respon dari stimulus yang diberikan. Otak akan mempelajari, mengingat serta akhirnya dapat memahami serta menirukan apa yang dipelajari sebelumnya. Dalam film digambarkan bahwa seorang atlit senam sedang diarahkan pelatihnya untuk memelajari gerakan senam baru. Dalam dirinya akan terbentuk fkiran kuat untuk dapat memahami dan menjalankan apa yang diberikan pelatih. Selanjutnya ia akan membayangkan apa yang dilakukan dan mencoba untuk mencoba untuk melatih gerakan baru dengan berulang-ulang.

Pada awal latihan, ia tidak dapat menirukan gerakan dengan sempurna. Hal tersebut adalah proses otak dimana otak mencoba untuk melakukan proses penyambungan jaringan-jaringan otak. Jika semua telah terhubung secara sempurna maka gerakan manusia yang ingin dilakukan dapat bekerja baik.

Dalam film juga dijelaskan bahwa otok adalah salah satu bagian tubuh yang memiliki sistem teknologi yang canggih serta sistematis dalam membentuk tindakan seseorang. Hal ini terlihat dalam film bagaimana seseorang yang akan melakukan sesuatu hal yang bersifat tantangan, maka otak akan membentuk serangkaian sistem yang bekerja untuk menhadapai tantangan itu. Dalam menghadapai tantangan itu, otak akan bekerja sesuai dengan kekuatan individu yang dimilki. Individu yang dalam dirinya tertanam aksi yang kuat dalam menghadapi suatu tantangan, maka otak juga akan membentuk jaringan teknologi otak yang kuat pula untuk menghadapi tantangan itu. Meskipun pada akhirnya hanya waktu yang dapat menjawab apakan tantangan itu dapat dilalalui dengan baik atau tidak.

Apa yang tertuang dalam film hanya dapat terkonteks dalam membentuk individu secara pribadi. Artinya disitu tersirat bahwa seseorang yang ingin mencapai sesuatu yang diinginkan, maka teknologi otaklah yang akan membantu. Dalam film hanya dijabarkan secara satu dimensi saja bagaimana proses belajar seseorang yang hanya mengandalkan bantuan otak. Otak dianggap sebagai teknologi individu yang dapat berperan penting dalam membentuk proses tindakan dan perilaku yang diinginkan oleh individu.

Human Mind (pikiran manusia) akan terbentuk jika semua elemen yang mengitari individu di dalam dan di luar dapat bekerja sinkron dan mengarah pada tindakan yang diinginkan. Mustahil seseorang yang melakukan proses belajar hanya mengandalkan otak saja untuk mewujudkannya. Diperlukan faktor-faktor yang lain, seperti hubungan sosial, peran keluarga, lingkungan sekitar ataupun sarana-sarana lainnya yang bersifat membantu, seperti teknologi, atau lainnya. Hal-hal diluar individu seperti yang disebutjan tadi adalah stimulus-stimulus eksternal yang juga sangat berpengaruh dalam membetuk proses belajar seseorang. Perlu ditegaskan sekali lagi tidak hanya otak saja yang membantu seseorang dalam proses belajar tetapi faktor-faktor lain diluarnya juga turut menyumbang peran besar dalam proses belajar. Seseorang yang telah pandai melakukan proses belajar belum tentu dia adalah orang yang memilki kecerdasan otak diatas rata-rata. Tetapi seseorang yang seseorang yang pandai melakukan proses belajar sudah tentu orang yang dapat mengkolabirasikan secara sempurna kecerdasan otak dan juga sarana-sarana sosial dilingkungan luarnya. Kolaborasi yang sempurna antara otak dan lingkungan disekitarnya dapat menumbuhkan proses belajar yang seimbang, serta tidak hanya terpaku pada satu dimensi diri. Lebih menghargai faktor lingkungan serta dapat menempatkan pada posisi sosial diri yang sesuai dengan lingkungannya.


Film documenter ini adalah bentuk dari penjabaran proses belajar yang hanya melihat satu dimensi saja dalam menentukan faktor keberhasilan belajar seseorang, yaitu dimensi otak. Hal ini berkaitan pula dengan bagaimana individu adalah sosok yang sangat penting dalam merubah dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan paham individualism yang menekankan pada diri pribadi sebagai sarana yang diunggulkan dalam proses keberhasilan sendiri. Paham tersebut adalah paham yang dicetuskan oleh Negara-negara barat, dimana sifat-sifat sosial antara sesama individu telah hilang. Yang ada hanyalah individu-individu yang saling bereksistensi untuk tetap bertahan di masyarakat sebagai anggota sistem sosial yang kuat. Oleh karena itu persaingan adalah hal biasa dan dalam persaingan tesebut semua dianggap lawan karena tidak satupun yang dapat dipercaya. Yang dipercaya hanyalah dirinya sendiri.

Proses belajar juga dapat berjalan lebih cepat karena terbatu oleh stimulus-stimulus dari luar, tidah hanya faktor intern (otak). Keduanya (otak dan lingkungan) jika dapat berkohesi secara seimbang dapat mempercepat proses belajar yang tidak hanya cerdas secara otak tetapi cerdas secara sosial.

Read Users' Comments (0)